Minggu, Desember 21, 2008

TIFUS

Memasuki musin kemarau penderita tifus bertambah. Demam,lemah dan mual adalah sebagian keluhan yang disampaikan oleh pengidap tifus.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhosa itu memang berkaitan dengan kebersihan. Bakteri tersebut ditularkan oleh lalat yang hinggap di makanan. Padahal ketika musim kemarau, debu dan kuman sangat mudah beterbangan. Ketika makanan terkontaminasi kuman, pencernaan yang kurang fit rawan terganggu. Pola hidup tak sehat juga mengundang Salmonella typhosa masuk kedalam tubuh. Di antaranya proses memasak kurang matang, makanan tak ditutup sehingga rawan dihinggapi lalat, sampai kebiasaan makan tanpa cuci tangan.

Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme menetralkan bakteri Salmonella typhosa dengan asam lambung. Tapi dalam kondisi tertentu, asam lambung tak cukup kuat menetralkan bakteri sehingga jadilah sakit tifus. Salmonella berkembang biak di usus halus yang merupakan bagian dari system pencernaan. Karena tidak dinetralkan oleh asam lambung, Kuman yang berhasil berkembang biak mengakibatkan proses inflamasi (peradangan) local. Peradangan dalam usus itulah yang tampak sebagai gejala-gejala tifus.

Ada beberapa keluhan dan gejala tifus. Awalnya,demam lebih dari sepekan. Hanya, demam karena tifus umumnya muncul pada sore dan malam. Meski minum obat penurun panas, demam tak kunjung reda. Keluhan ditambah dengan sakit kepala, diare,kembung, dan muntah. Dalam kondisi tertentu, demam yang muncul bisa mengakibatkan penderita insomnia ataupun tidur mengigau.

Dari pemeriksaan, bisa dilihat lidah berselaput putih susu di bagian tengah. Bahkan, bila semakin parah,hati dan limfa bisa membengkak.Penyakit itu bisa berkomplikasi pada usus sehingga menimbulkan luka. Gangguan pencernaan, seperti sukar buang air besar, letih, dan muncul dan muncul rose spot ( bercak kemerahan ) di daerah dada atau perut , tak jarang menyertai demam tipfus. Gejala tersebut mulai dirasakan sejak satu hingga tiga minggu setelah terinfeksi bakteri. Munculnya gejala tergantung pada kekebalan tubuh masing-masing.

Bila terdiagnosis tifus, cara penyembuhannya, dibutuhkan cukup istirahat. Istirahat berfungsi menghindari metabolisme tubuh berlebihan secara berkelanjutan. Pengaturan nutrisi mutlak diperlukan. Selain makanan yang mudah dicrena,penderita tifus tidak boleh kekurangan nutrisi. Untuk memberantas bakteri, digunakan antibiotic yang sesuai. Jika muncul komplikasi, tentu dibutuhkan terapi tambahan.

Widal Negatif Belum Tentu Sehat

Penegakan penyakit tifus membutuhkan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang. Selama ini yang dikenal sebagai pemeriksaan untuk sakit tifus adalah tes Widal. Padahal masih ada dua jenis tes lain.

Ada tiga jenis tes darah untuk mendeteksi keberadaan kuman Salmonella typhosa . Yakni ,Widal, kultur gal, dan Anti Salmonella typhosa IgM.

Widal adalah tes untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap kuman Salmonella typhosa dan Salmonella paratyphosa..Karena pemeriksaannya tidak focus pada kuman penyebab tifus, tingkat akurasi widal tak sebagus tes lain.

Dalam tes Widal dilakukan penentuan kadar (titer) aglutinasi antibody terhadap Salmonella typhi O dan H dalam darah. Titer O adalah antibody yang terbentuk ketika seseorang menderita tifus pertama. Sedangkan titer H adalah antibody yang dibentuk dari sisa kuman Salmonella yang sudah pernah ada. Jadi ia muncul pada orang yang sudah pernah kena tifus.

Titer O muncul pada hari ke-6 hingga 8. Titer H muncul pada hari ke-10 sampai 12. Pemeriksaan Widal memberikan hasil negative sampai 30% dari sample biakan positif penyakit yifus, artinya, hasil tes widal negative bukan berarti tidak terjadi infeksi.

Lain halnya dengan kultur gal. Ini adalah diagnosa definitive penyakit tifus dengan isolasi Salmonella typhosa dari darah penderita. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit. Pada saat ini, kemungkinan untuk positif mencapai 80-90 persen . Khususnya, pasien yang belum mendapatkan antibiotic. Pada minggu ke-3, kemungkinan untuk positif menjadi 20-25 persen dan minggu ke-4 hanya 10-15 persen.

Pemeriksaan tifus dengan tes Anti Salmonella typhosa IgM menggunakan reagen tertentu lebih akurat disbanding dua tes sebelumnya . Pemeriksaan ini lebih sensitive, spasifik, praktis untuk mendeteksi penyebab demam akibat infeksi bakteri tyfus.

Deteksi infeksi akut lebih dini dan sensitive. Sebab IgM muncul paling awal, yaitu setelah 3-4 hari demam.
Pemeriksaan yang satu ini tak hanya menunjukan hasil positif dan negative , tapi juga mampu menentukan fase akut infeksi. Diagnosis bisa lebih cepat sehingga keputusan pengobatan dapat segera diberikan.

Tak Harus Makan Bubur

Sakit tifus berarti makan bubur. Tak harus begitu. Sebab, bubur tanpa ditambah apapun kurang mencukupi kebutuhan protein di kala sakit. Makanan lunak lebih dianjurkan untuk membantu mempercepat pemulihan pasien tifus.

Untuk beradaptasi dengan panas tubuh, banyak sel tubuh rusak. Karena itu pada masa pemulihan dibutuhkan asupan tinggi protein. Hingga kini masih terjadi kontroversi tentang makanan pada penderita tifus.

Pada masa lalu,para ahli berpendapat tifus diharuskan makan bubur dengan alasan mengistirahatkan usus dan kekhawatiran terjadi perdarahan usus. Ternyata kondisi penderita tifus yang makan bubur makin lemah dan masa penyembuhannya lama., karena pemberian makanan padat secara dini(nasi lunak) mempercepat pemulihan. Pola pemberian bubur berangsur ditinggalkan. Konsumsi makanan padat dini bisa didampingi sayur dan lauk pauk rendah serat, tinggi vitamin dan protein.

Kepadatan makanan untuk pasien tifus diberikan secara bertahap. Tidak harus dimulai dari bubur cair atau saring. Nasi tim memungkinkan dikonsumsi untuk mengganti bubur. Sayur rendah serat seperti wortel, labu siam, dan labu air berupa sup serasi mendampingi nasi tim. Penambahan sumber protein dari daging ayam, sapi,dan telur tak dilarang. Dengan catatan, semuanya harus dicincang halus.

Sayur dan buah yang kaya kandungan gas, misalnya kubis,sawi,nangka dan durian, sebaiknya dihindari. Pasalnya, gas dalam buah dan sayur tersebut rentan mengiritasi lambung. Selain itu memperbesar kerja usus. Buah lunak seperti pisang dan papaya berperan menyumbang vitamin bagi tubuh.

Sumber : berbagai sumber

Tidak ada komentar: